Jumat, 12 Oktober 2012
Senin, 08 Oktober 2012
Dalil dan Sunah meminum Susu Kambing
Dalil dan Sunah meminum Susu Kambing
Hewan yang di ciptakan Allah untuk keperluan/kepentingan manusia
“Dan Allah telah menciptakan binatang ternak untuk kamu,
Padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, Dan
sebagian kamu makan”
(QS.An-Nahl :5 )
Dan (Allah) telah menundukkan untuk kalian apa apa
Yang ada di langit dan bumi, sebagai (rahmat) dari-Nya”
(QS.Al-Jatsiyah:13)
Hewan yang di ciptakan Allah untuk keperluan/ kepentingan manusia
“Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni
antara kotoran dan darah, yang mudah di telan bagi orang yang meminumnya”
(QS.An-Nahl:66)
Hewan yang diciptakan Allah untuk keperluan/ kepentingan manusia
“Dan sungguh pada hewan ternak itu terdapat suatu pelajaran bagimu.
Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya
juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan”
(QS.Al-Mu’minun:21)
Hadits Nabi
Muhammad SAW
HR Muslim :
“Saat peristiwa Isra’ Mi”raj,
Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kemudian Rasulullah dibawakan 2
gelas, yang 1 berisi susu dan yang 1 berisi khamr. Nabi Ibrahim berkata,
Ambilah mana saja yang kamu suka, lalu Rasulullah mengambil gelas berisi susu
dan meminumnya. Kemudian Jibril berkata : Kamu memang telah di beri petunjuk
dengan fitrah atau Kamu menepati fitrah. Seandainya kamu mengambil khamr, maka
sesatlah umatmu”
Sabtu, 06 Oktober 2012
Susu Kambing, Madu Hutan Asli, Kopi Luwak, Kopi Lampung
ARABIKA
(1kg = Rp.1.150.000,-)
(500 grm= Rp. 575.000,-)
(250 grm = Rp. 287.500,-)
(100 grm= Rp. 120.000,-)
10 grm= Rp. 12.000,- )
ROBUSTA
(1kg = Rp. 800.000,- )
(500 grm= Rp.400.000,-)
(250 grm=Rp. 200.000,-)
(100 grm= Rp. 100.000,-)
(10 grm= Rp.10.000,-)
Nutrisi Susu Kambing Setara dengan Susu Manusia
Nutrisi Susu Kambing Setara dengan Susu Manusia
PENELITIAN terbaru yang dilakukan peneliti Spanyol menemukan bahwa susu kambing memiliki nilai nutrisi yang setara dengan susu manusia.
Para peneliti dari Departemen Fisiologi University of Granada dan Institut Gizi dan Teknologi Pangan berkoordinasi dengan Prof Margarita Sanchez Campos telah membuktikan bahwa susu kambing memiliki karakteristik gizi bermanfaat bagi kesehatan.
Penderita anemia yang mengonsumsi susu kambing secara rutin akan mengalami pemulihan. Susu kambing meningkatkan penggunaan gizi zat besi dan meningkatkan regenerasi hemoglobin. Ditemukan pula susu kambing memiliki banyak nutrisi yang berperan sebagai kasein yang membuatnya mirip dengan susu manusia. Susu kambing juga mengandung sedikit alpha kasein 1 yakni senyawa yang bertanggung jawab atas alergi sebagian besar sapi susu. Oleh karena itu, susu kambing termasuk HA atau hypoallergenic.
"Karena itulah, di beberapa negara, formula ini digunakan sebagai dasar untuk pengembangan susu formula bayi," kata para peneliti seperti dikutip dari Sciencedaily (19/5). Selain itu, manfaat lain susu kambing mengandung sejumlah besar oligosakarida dengan komposisi yang sama dengan susu manusia. Senyawa ini mencapai usus besar dan bertindak sebagai prebiotik dengan membantu mengembangkan flora probiotik yang bersaing dengan flora bakteri pathogen agar menghilang.
Susu kambing mengandung laktosa yang lebih rendah 1 persen daripada susu sapi. Para peneliti menambahkan bahwa susu kambing kaya akan kalsium dan fosfor. Susu ini juga memiliki lebih banyak kandungan seng dan selenium yang berkontribusi penting terhadap pertahanan antioksidan dan untuk pencegahan penyakit neurodegeneratif.
Oleh karena itu, para peneliti menganggap bahwa konsumsi rutin susu kambing harus dipromosikan kepada penduduk dunia.(MI/****)
sumber : http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52411/
Para peneliti dari Departemen Fisiologi University of Granada dan Institut Gizi dan Teknologi Pangan berkoordinasi dengan Prof Margarita Sanchez Campos telah membuktikan bahwa susu kambing memiliki karakteristik gizi bermanfaat bagi kesehatan.
Penderita anemia yang mengonsumsi susu kambing secara rutin akan mengalami pemulihan. Susu kambing meningkatkan penggunaan gizi zat besi dan meningkatkan regenerasi hemoglobin. Ditemukan pula susu kambing memiliki banyak nutrisi yang berperan sebagai kasein yang membuatnya mirip dengan susu manusia. Susu kambing juga mengandung sedikit alpha kasein 1 yakni senyawa yang bertanggung jawab atas alergi sebagian besar sapi susu. Oleh karena itu, susu kambing termasuk HA atau hypoallergenic.
"Karena itulah, di beberapa negara, formula ini digunakan sebagai dasar untuk pengembangan susu formula bayi," kata para peneliti seperti dikutip dari Sciencedaily (19/5). Selain itu, manfaat lain susu kambing mengandung sejumlah besar oligosakarida dengan komposisi yang sama dengan susu manusia. Senyawa ini mencapai usus besar dan bertindak sebagai prebiotik dengan membantu mengembangkan flora probiotik yang bersaing dengan flora bakteri pathogen agar menghilang.
Susu kambing mengandung laktosa yang lebih rendah 1 persen daripada susu sapi. Para peneliti menambahkan bahwa susu kambing kaya akan kalsium dan fosfor. Susu ini juga memiliki lebih banyak kandungan seng dan selenium yang berkontribusi penting terhadap pertahanan antioksidan dan untuk pencegahan penyakit neurodegeneratif.
Oleh karena itu, para peneliti menganggap bahwa konsumsi rutin susu kambing harus dipromosikan kepada penduduk dunia.(MI/****)
sumber : http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52411/
Khasiat Luar Biasa Susu Kambing
Khasiat Luar Biasa Susu Kambing
Minum susu itu baik, terlebih minum susu kambing, Anda akan memperoleh manfaat LUAR BIASA.
Di Australia, susu kambing dikatakan sebagai the only alternative, yaitu digunakan sebagai pengganti ASI jika ASI tidak bisa diberikan. Karena kandungan susu kambing mendekati ASI.
Hasil penelitian United Departement of Agriculture, susu kambing juga sangat baik untuk penjagaan kesehatan maupun penyembuhan penyakit.Keistimewaan yang dimilikinya sebagai berikut :
- Mudah dicerna oleh usus anak bayi sampai orang tua.
Beberapa alasannya:
- Mengandung protein alergi yang lebih sedikit.
Gumpalan protein dari susu kambing yang dibentuk oleh asam lambung pada protein (dadih) akan lebih mudah dicerna oleh bayi. Kondisi ini bisa memberikan manfaat lebih terutama bagi bayi yang sering muntah atau memiliki kondisi gastroesophageal refluks (GER) atau masalah pencernaan.
- Lemaknya lebih mudah dicerna.
Tetesan lemak dalam susu kambing lebih mudah dicerna karena mengandung jumlah asam lemak rantai pendek dan menengah yang lebih tinggi. Kondisi ini memungkinkan bagi enzim usus untuk lebih mudah mencernanya.
- Mengandung laktosa yang lebih sedikit.
Susu kambing diketahui mengandung jumlah laktosa yang lebih sedikit yaitu sebesar 4,1 persen dibandingkan dengan susu sapi sebesar 4,7 persen. Ada kemungkinan hal inilah yang membuat bayi lebih sedikit mengalami intoleransi dengan laktosa akibat susu kambing. - Struktur kimiawinya mendekati ASI, Kaya akan Beta Casein (protein susu utama). proteinnya 2,1 x susu sapi, merupakan makanan tambahan paling sesuai untuk tumbuh kembang anak.
- Proteinnya mempunyai efek laksatif yang lembut.
- Kandungan kalium paling tinggi, baik untuk penderita jantung.
- Menguatkan dan Memadatkan Tulang, karena kandungan kalsiumnya 3,8 x susu sapi dan menyumbangkan 27% fosfor dari kebutuhan dasar harian.
sangat cocok untuk wanita hamil, wanita yang pernah melahirkan, wanita yang menopause, penderita osteoporosis dan rematik - Tidak menyebabkan diare dan alergi, karena tidak memiliki faktor lactose intolerance.
- Pengganti bagi yang alergi susu sapi. Bahkan susu kambing dapat mengobati alergi.
- Terbukti mempercepat pembakaran lemak, Rendah kolesterol dan kadar laktosa lebih rendah 13% dari susu sapi dan 41% lebih rendah dari ASI (American Journal Clinical of Nutritional)
- Menyehatkan pernafasan karena mengandung Acid Nikotnic yang juga berguna untuk sistem peredaran darah, sistem paru-paru, mencegah bau mulut, Asthma, bronkhitis, TBC, Flek Paru, dll.
- Alergi (hampir seluruh alergi)
- Sakit kuning/liver, lemah, letih, lesu
- Ginjal, Jantung, hipertensi, kolesterol
- Maag, Pencernaan akut
- Menetralisir asam lambung
- Pengeroposan tulang (osteoporosis)
- Memiliki efek anti kanker
- Kecantikan dan penyakit kulit
- Kesuburan dan vitalitas pria/wanita
- Detoksifikasi racun tubuh dan endapan obat kimia
- Sangat baik untuk menjaga kondisi tubuh saat sakit, saat menjalani kemoterapi, dan pasca operasi/sakit.
- Mengembalikan kesehatan ibu yang baru melahirkan, pendarahan sesudah melahirkan (Postpartum), memulihkan zat besi sesudah haid, Juga bagi seorang yang kekurangan darah (Anemia). Dan lain-lain.
DOSIS DAN LAMA PENGOBATAN*
|
||
Penyakit
|
Dosis (setiap hari)
|
Lama Pengobatan**
|
Asma, TBC | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-3 bulan
|
Flek Paru, Bronkitis | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-3 bulan
|
Kanker | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-3 bulan
|
Alergi | 1 bungkus (Pagi/sore) |
1-2 bulan
|
Liver, Ginjal, Jantung | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-3 bulan
|
Pencernaan akut | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-2 bulan
|
Osteoporosis | 1 bungkus (Pagi/sore) |
1-4 bulan
|
Penyakit Kulit | 1 bungkus (Pagi/sore) |
1-2 bulan
|
Thalasemia | 2 bungkus (Pagi dan Sore) |
1-6 bulan
|
Jaga Kesehatan | 1 bungkus (Pagi/sore) |
|
*sumber dari artikel-artikel kesehatan dan pengalaman di lapangan | ||
**tergantung dari kondisi pasien | ||
1 Bungkus = 200 ml |
Komposisi
|
Susu Kambing
|
Susu Sapi
|
ASI
|
Air |
83-87,5
|
87,2
|
88,3
|
Hidrat Arang |
4,6
|
4,7
|
6,9
|
Energi KCL |
67
|
66
|
69,1
|
Protein |
3,3-4,9
|
3,3
|
1
|
Lemak |
4,0-7,3
|
3,7
|
4,4
|
Ca (mg) |
129
|
117
|
33
|
P (mg) |
106
|
151
|
14
|
Fe (mg) |
0.05
|
0.05
|
0,05
|
Vit. A. (mg) |
185
|
138
|
240
|
Thiamin (mg) |
0.04
|
0,03
|
0,01
|
Rhiboflamin |
0,14
|
0,17
|
0,04
|
Niacin (mg) |
0,3
|
0,08
|
0,2
|
Vit. B-12 |
0,07
|
0,36
|
0,84
|
*Sumber: Balai penelitian Veteriner, Bogor |
Khasiat Susu Kambing untuk Kesehatan
Khasiat Susu Kambing untuk Kesehatan
Adhini Amaliafitri - Okezone
Jum'at, 15 Januari 2010 17:34 wib

Kandungan fluorine dan protein tinggi pada susu kambing, membuat susu ini banyak diminati keluarga Indonesia (Foto: Corbis)
SUSU merupakan minuman yang mempunyai kandungan gizi tinggi dan baik untuk kesehatan. Konsumsi susu setiap hari membantu pertumbuhan.
Meski belum terlalu familiar, namun kandungan fluorine dan protein tinggi pada susu kambing, membuat susu ini banyak diminati keluarga Indonesia. Bahkan, sebagian orang menyukai susu kambing karena teksturnya.
Kandungan fluorine yang terdapat pada susu kambing berkisar antara 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan fluorine bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh.
Sehingga, bisa membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung, menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napas dan pencernaan. Selain itu, kandungan gizi di dalam susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya saja, atau lebih karena susu ini dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Susu kambing rata-rata banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu kambing memiliki protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing terbaik adalah susu yang segar (raw goat milk).
Berdasarkan beberapa studi menunjukkan, susu kambing mengurangi terjadinya alergi. Susu ini juga lebih mudah dicerna daripada pilihan susu lainnya. Satu cangkir susu kambing memiliki kandungan sekira 170 kalori, 10 gram lemak, dan 27 miligram kolesterol. Demikian seperti okezone kutip dari Shape, Jumat (15/1/2010)
Kendati susu kambing memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun proses memasak yang kurang tepat dapat merusak kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Namun dengan pengolahan yang baik, susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti yoghurt dan keju.
(nsa)
Meski belum terlalu familiar, namun kandungan fluorine dan protein tinggi pada susu kambing, membuat susu ini banyak diminati keluarga Indonesia. Bahkan, sebagian orang menyukai susu kambing karena teksturnya.
Kandungan fluorine yang terdapat pada susu kambing berkisar antara 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan fluorine bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh.
Sehingga, bisa membantu pencernaan dan menetralisir asam lambung, menyembuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit, saluran napas dan pencernaan. Selain itu, kandungan gizi di dalam susu kambing bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing pun biasanya dikonsumsi sekadarnya saja, atau lebih karena susu ini dianggap mampu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Susu kambing rata-rata banyak dikonsumsi di Timur Tengah sejak 7000 SM. Padahal, susu kambing memiliki protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing terbaik adalah susu yang segar (raw goat milk).
Berdasarkan beberapa studi menunjukkan, susu kambing mengurangi terjadinya alergi. Susu ini juga lebih mudah dicerna daripada pilihan susu lainnya. Satu cangkir susu kambing memiliki kandungan sekira 170 kalori, 10 gram lemak, dan 27 miligram kolesterol. Demikian seperti okezone kutip dari Shape, Jumat (15/1/2010)
Kendati susu kambing memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun proses memasak yang kurang tepat dapat merusak kandungan mineral yang berkhasiat sebagai antiseptik dan pelindung jaringan paru-paru. Namun dengan pengolahan yang baik, susu kambing dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti yoghurt dan keju.
(nsa)
Review Buku The Miracle of Enzyme – Dalam Catatan Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan untuk Manusia
29
The Miracle of Enzyme Self-healing Program (Hard cover)
Oleh: Dr. Hiromi Shinya
ISBN : 9789793269795
Rilis : 2008
Halaman : 304p
Penerbit : Mizan
Bahasa : Indonesia
Harga : Rp.84.000
Rilis : 2008
Halaman : 304p
Penerbit : Mizan
Bahasa : Indonesia
Harga : Rp.84.000
Catatan Dahlan Iskan tentang Buku Miracle of Enzyme
Wed Jun 10, 2009 1:51 am (PDT)
Wed Jun 10, 2009 1:51 am (PDT)
Dahlan Iskan: Susu Sapi Bukan untuk Manusia
Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum
susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun:
begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia
seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?
“Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.
Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa
menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair
sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak
sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat
tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus,
susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa
mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang
seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk
pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim
induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu
akan lebih mudah terkena osteoporosis.
Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus
terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan
operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini
sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani
praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih
dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika
kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir
di antara dua negara itu.
Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan
penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan
kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang
ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan,
yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.
Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan
makanan/minuman yang “jelek”: benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul,
bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan
karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang
diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik,
digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia
lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan
saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak.
Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh
sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit
cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa
menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan
yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.
Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai
makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari
seluruh makanan yang masuk ke perut.
Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya
rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabk an. Misalnya, dia
minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya
mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh
gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk
makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.
Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya
memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak “lomba
lari” oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda
dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.
Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan.
Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk
makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih
lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan
enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan
bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah
jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.
Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia,
ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga
menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat
atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut
kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat,
tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.
Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah
diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang
tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk” . Enzim-induk ini setiap hari
dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim
sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke
perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia,
adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.
Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan
langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah
dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal
makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang
sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh
besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan
makanan pun demikian.
Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri
sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu,
kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih
parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak
yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah
makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.
Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah.
Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang
melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus
dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga
berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk
mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang
kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.
Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti
itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum
pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali
dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak
apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan “jelek” itu
masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.
Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan “pengobatan” seperti
itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia
selesaikan dengan “pengobatan” alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah
gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya
sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu
sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui
sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung.
Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga
dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang
menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.
Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi,
baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru
turun lagi sebulan ke depan.
Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus
makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau
hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam
tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah. Nah….. gan pei!
Sumber: Jawa Pos, 15 Mei 2009
Promosi Mizan
Promosi Mizan
Langganan:
Postingan (Atom)